Secara
etimologi, kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu currir yang berarti berlari dan curere yang berarti tempat berpacu. Dengan
demikian , istilah kurikulum berasal dari dunia olaraga pasa zaman Romawi Kuno
di Yunani, yang mengandung pengertian jarak yang harus ditempuh oleh pelari
dari garis start sampai finish. Selanjutnya istilah kurikulum ini digunakan
dalam dunia pendidikan dan mengalami perubahan makna sesuai dengan perkembangan
dan dinamika yang ada pada dunia pendidikan. Secara garis besar, kurikulum
dapat diartikan sebagai seperangkat materi pendidikan dan pengajaran yang
diberikan kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai.
Dari
pemahaman mengenai kurikulum diatas, dapat dideskripsikan secara spesifik
bahwa:
- Kurikulum merupakan maksud dan rencana.Rencana tersebut barangkali bersifat mental, tetapi eksistensinya lebih umum, yaitu dalam bentuk tertulis
- Kurikulum merupakan rencana kegiatan bukan aktivitas. Ada sejumlah program yang telah direncanakan agar dapat diaplikasikan dalam proses belajar mengajar terarah
- Kurikulum berisi berbagai maksud. Misalnya, hal apa yang dipelajari peserta didik untuk bisa berkembang
- Kurikulum meliputi maksud-maksud formal, yang dipilih secara teliti untuk meningkatkan hasil belajar
- Kurikulum merepakan suatu sistem, yaitu adanya seperangkat komponen (tujuan,isi,proses belajar mengajar dan lain-lain) yang bersifat satu kesatuan yang erat
- Pendidikan dan pelatihan menunjukan batasannya masing-masing untuk menghindari kesalahan pengertian yang terjadi, apabila salah satu hal tersebut dikemukakan
- Kurikulum memiliki prediksi dan jangkauan ke depan. Maksudnya, isi kurikulum menggambarkan adanya upaya antisipasi berbagai kebutuhan anak didik dan persiapan masa depan anak didik. Ketujuh uraian diatas berada dalan suatu konsep kurikulum yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menentukan segala proses belajar mengajar atau pelaksanaan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Kurikulum dapat dipandang sebagai proses pendidikan yang telah direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikantertentu. Dalam menyusan kurikulum, sangatlah tergantung pada asas organisatoris, yaitu bentuk penyajian bahan pelajaran atau organisasi kurikulum. Berikut ini adalah empat pola organisasi atau jenis-jenis kurikulum.
- Separated Curriculum Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum mata pelajaran yang terpisah satu sama lainnya. Kurikulum mata pelajaran terpisah berarti kurikulumnya dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang kurang mempunyai keterkaitan dengan mata pelejaran lainnya. Konsekuensinya, anak didik harus semakin banyak mengambil mata pelajaran
- Correlated Curriculum Kurikulum jenis ini mengandung makna bahwa sejumlah mata pelajaran dihubungkan antara yang satu dengan yang lainnya sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas
- Broad Fields Curriculum Kurikulum broad fields kadang-kadang disebut kurikulum fusi. Phenik mengemukakan lima dasar logikanya yang kemudian menghasilkan lima broad fields berikut.
1. Symblies
: bahasa, matematika, dan bentuk-bentuk symbol non-diskursif.
2. Experics
: IPA, sains, psikologi, dan ilmu-ilmu sosial.
3. Esthetics
: musik, seni lukis, seni gerak, sastra, agama, dan lain sebaginya.
4. Syuneetics
: filsafat, psikologi, sastra, agama, dan lain sebagainya.
5. Ethics
: berbagai aspek moral dan tata tertib.
4. Integrated
Curriculum. Kurikulum terpadu merupakan suatu produk dari usaha
pengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai macam pelajaran. Integrasi
diciptakan dengan memusatkan pelajaran pada masalah tertentu yang memerlukan
solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin atau mata pelajaran.
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan
pengembangan komponen-komponen kurikulum yang membentuk system kurikulum itu
sandiri yaitu komponen tujuan, bahan, metode, peserta didik, pendidik, media,
lingkungan, sumber belajar, dan lain-lain. Komponen-komponen kurikulum tersabut
harus dikembangkan, agar tujuan pendidikan dapat dicapai sebagaimana mestinya.
Paling tidak, ada dua jenis tujuan yang terkandung dalam suatu kurikulum
sekolah.
Pertama,
tujuan yang ingin dicapai secara keseluruhan. Setiap institusi pendidikan
mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan-tujuan tersebut
biasanya digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diharapkan dan dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan semua program
pendidikan dari institusi pendidikan.
Kedua, tujuan
yang ingin dicapai pada setiap bidang studi. Setiap bidang studi dalam
kurikulum suatu sekolah memiliki sejumlah tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
tersebut digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan dapat dimiliki
anak didik setelah mempelajari suatu bidang studi.
0 komentar:
Posting Komentar